Sejarah Gunung Bromo

Siapa sih yang tidak paham Gunung Bromo? Gunung berapi ini udah lama jadi tidak benar satu destinasi wisata di Jawa Timur yang terkenal sampai mancanegara. Bagaimana tidak? Keindahannya dapat memicu siapa saja terkesima terlebih waktu matahari tiba.

Sebagai tidak benar satu obyek wisata alam unggulan tanah air, tak heran seumpama banyak wisatawan yang mengunjunginya. Biasanya, wisatawan berkunjung dari Probolinggo atau Malang. Sweet Couple sendiri apakah udah dulu bertandang ke Gunung Bromo?

Jika belum pernah, maka kami dapat sajikan Info lengkap perihal sejarah Gunung Bromo.

 

Sejarah Gunung Bromo

Gunung Bromo udah ada sejak lama dan merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Gunung ini merupakan tidak benar satu gunung yang dianggap suci terlebih oleh masyarakat Suku Tengger, masyarakat kira-kira lereng gunung.

Asal nama Bromo diambil alih dari kata Brahma (Bahasa Sansekerta), yang merupakan tidak benar satu dewa utama dalam agama Hindu. Tak heran seumpama gunung ini dianggap sebagai daerah suci di pulau Jawa. Saking terkenalnya gunung ini, bahkan PT Kereta Api Indonesia (Persero) menjadikannya sebagai nama tidak benar satu fasilitas kereta api kelas eksekutif unggulan milik mereka yakni KA Argo bromo ijen tour Anggrek jurusan Gambir-Surabaya Pasar Turi PP.

Gunung Bromo sendiri merupakan gunung berapi yang tetap aktif dan rutin meletus. Bentuknya agak seperti perisai dan dapat didaki sampai ke tepi kawahnya. Di sekelilingnya, termasuk terkandung gunung lain seperti Gunung Batok, Gunung Widodaren, dan Gunung Semeru.

Jika lihat secara keseluruhan, maka kawasan ini lebih tepat disebut sebagai Kaldera Tengger sebab bentuknya seperti mangkok besar. Konon katanya, dulunya gunung ini dulu mencapai ketinggian sampai 4000 meter lalu meletus sampai menyisakan kaldera dengan gunung-gunung di dalamnya.