Marsha Chikita Fawzi Anak Bangsa Sang Animator Upin Ipin

Mengenal Sisi Menarik Animator Kebanggaan Indonesia, Marsha Chikita

Serial animasi anak Upin Ipin yang berasal dari begara Malaysia dirilis pada tanggal 14 September 2007. Serial animasi Upin Ipin diproduksi oleh Les’ Copaque Production, awalnya serial animasi ini hanya sebagai bentuk edukasi untuk anak-anak di bulan Suci Ramadhan. Upin Upin, Dua anak kembar yang selalu mencuri perhatian karena tingkah lakunya yang lucu dan menggemaskan. Siapa yang menyangka, ternyata di balik kesuksesan serial animasi yang disukai banyak anak-anak terdapat sentuhan tangan animator muda asal Tanah Air, Indonesia. Seorang wanita asal Indonesia kelahiran 28 Januari 1989 yang menjadi animator serial animasi Upin Ipin adalah Marsha Chikita Fawzi, yang mana putri dari pasangan musisi kenamaan Ikang Fawzi dan Marissa Haque.

Pada awalnya, Chikita hanya bekerja paruh waktu di sebuah rumah produksi asal Malaysia demi memenuhi persyaratan nilai akademisnya. Berbagai pekerjaan yang berkaitan dengan produksi animasi pernah dilakukan secara serabutan dengan tenggat waktu yang lumayan singkat. Seperti membuat desain interior, latar belakang adegan, dan properti lainnya. Menurutnya, selama bekerja di rumah produksi tersebut, dirinya mendapatkan pelajaran dan belajar tentang seluk-beluk pembuatan animasi dengan mencoba berbagai macam jenis pekerjaan. Mulai dari memberikan cahaya pada gambar, mengatur komposisi gambar, menggerakkan gambar, hingga mempelajari karakteristik suatu tokoh. Menurut Chikita, setiap tokoh mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, Chikita selalu menyempatkan diri untuk pergi ke taman bermain guna mengobservasi tingkah laku anak kecil saat mereka berjalan, berlari, berbicara, tertawa dan berbagai macam ekspresi lainnya. Hal tersebut dilakukannya sebagai bahan referensi agar bisa menciptakan tokoh yang terkesan lebih hidup.

Selama tiga tahun lebih bekerja sebagai animator, banyak pengalaman yang berkesan pernah dialami Chikita, seperti tidur di kolong meja kerja, dan mandi di musholla karena jarak dari rumah ke kantor yang jauh. Karena hal tersebut, Chikita lalu kembali ke Indonesia di tahun 2012, tentunya ttidak kembali dengan tangan kosong. Saat pulang ke Tanah Air, Chikita membawa berbagai macam ide segar untuk kemajuan animasi Indonesia dengan membentuk Monso House, perusahaan animasi independen yang dibuat bersama lima orang rekannya. Perusahaan kecil yang sudah berdiri sejak dua tahun lalu ini cukup aktif dalam berkarya. Salah satu proyek besar yang akan digarap dalam waktu dekat ini adalah film animasi yang berjudul Goceks, mengisahkan anak-anak kecil yang bermain bola di jalanan. Walaupun baru sampai pada tahap pra produksi, namun segala persiapan sudah mulai dilakukan termasuk bekerjasama dengan penerbit buku ternama. Menurut Chikita, industry animasi Indonesia masih terlalu kurang eksistensinya. Oleh karena itu, Chikita bersama rekan yang lainnya berharap bisa membangkitkan lagi dunia animasi Indonesia melalui film yang akan dibuatnya, dan juga dapat menyampaikan pesan-pesan moral pada anak-anak. Selain itu, wanita lulusan Multimedia University Malaysia ini mempunyai pekerjaan sampingan yang sesuai dengan darah seni yang didapat dari sang ayah. Chikita seringkali diminta untuk membuat mural, lukisan yang digambar di dinding. Pekerjaan ini biasa dilakukannya di akhir pekan agar tidak mengganggu waktu kerjanya. Chikita mengerjakan mural dari pagi sampai malam, walaupun merasa lelah, dirinya tetap senang karena bisa bereksplorasi kreativitas dan bertemu dengan orang-orang baru. Tidak hanya itu, Chikita juga mulai merambah ke dunia tarik suara mengikuti jejak ayahnya.