Mahalnya Biaya Hidup di Jepang ??

Bukan misteri lagi bila biaya hidup pada Jepang terbilang mahal. Bahkan, jikalau dibandingkan menggunakan negara Asia lain mirip Taiwan atau Indonesia, harga barang di Jepang selisihnya poly. Kita ambil model, satu mangkuk ramen bisa dibanderol 2000 yen atau 200 ribuan rupiah. Bagi yang kerja di Jepang hal ini menjadi salah satu faktor yang perlu diperhitungkan.

Nah, kira-kira apa yang menyebabkan harga di Jepang selalu mahal? Simak ulasan berikut ini.

 

  1. Banyak Pajak yg Dibebankan

Satu hal yang wajib diperhatikan oleh turis atau siapa saja yang pengen tinggal di Jepang. Segala hal yg terdapat di sana dibebankan pajak yang cukup tinggi. Barang yg dibeli pada minimarket, toko, atau beli online dibebankan pajak yg akbar. tidak mengherankan jikalau harganya jadi meroket.

 

Selain barang kebutuhan sehari-hari, pajak besar pula dibebankan pada kendaraan eksklusif. dari survei yg dilakukan, harga tunggangan pada Jepang mampu tiga kali lipat pada Amerika. Hal inilah yg mengakibatkan rakyat lokal menentukan angkutan awam. Selain pajak pembelian, pajak tahunan pula wajib dipikirkan pemilik kendaraan.

 

Warga Jepang juga mengenal yang namanya “Sin Tax” atau Pajak Kematian. umumnya barang menggunakan kategori ini akan dibebankan pajak besar . Nah, barang yang mempunyai sin tax terdiri asal alkohol, bahan bakar, serta rokok.

 

  1. Gaya masyarakat yg Tinggi

Dilansir asal Gaijinpot, gaji per bulan masyarakat di Jepang lebih kurang 300-350 ribu yen. nomor ini kalau dirupiahkan sebagai 39-45 juta. honor ini kalau dibandingkan dengan gaji UMK di Indonesia, mampu naik sampai 10 kali lipat.

 

Tidak mengherankan kalau harga makanan mirip ramen mampu 200 ribuan. kalau di Indonesia, harga ramen sekitar 20-35 ribu di kedai biasa. Jadi, harga makanan sebenarnya tidak mahal bagi rakyat lokal. namun, bagi rakyat lain yg kebetulan pelesir ke sini, harga segitu bisa menghasilkan bujetnya jebol.

 

  1. Sistem Distribusi yg Berlapis-lapis

masyarakat pada Jepang memiliki sistem distribusi yg berlapis. merupakan, produk yg didapat asal penghasil akan melalui serangkaian proses distribusi. Setiap tingkatan akan memberlakukan harga khusus. Dampaknya, harga yg didapatkan pembeli semakin tinggi.

 

Budaya “tidak enakan” masih dipegang oleh masyarakat lokal. Jadi, daripada pribadi dijual ke pembeli, mereka menyerahkannya ke distributor. Tujuannya agar semua orang kecipratan laba meski sedikit.

 

  1. Perawatan yang Hebat

Pernah mendengar harga mangga atau semangka mampu hingga jutaan rupiah? Kira-kira apa yang mengakibatkan hal itu semua? Jawabannya adalah perawatan yang hebat. Bahkan, setiap butir akan dicek satu per satu setiap hari supaya membentuk produk unggulan.

 

Selain produk butir, terdapat jua produk peternakan mirip daging wagyu. Harga daging ini bisa jutaan rupiah per kilogramnya. namun, kualitasnya sempurna serta perawatan yg dihasilkan juga aporisma.

 

  1. Lokasi Kota buat Tinggal

Sebenarnya lokasi dari rumah memilih mahal atau tidaknya porto hayati pada Jepang. jika engkau tinggal di kawasan metropolitan, kemungkinan akbar harga yg dihasilkan akan mahal. Bahan kuliner, sewa tempat tinggal , transportasi, hingga pajak akan tinggi.

 

Sebaliknya bila tinggal pada pedesaan atau kota biasa, harga barang tak begitu mahal. Bahkan, meski punya honor pas-pasan masih bisa tinggal serta beli tempat tinggal .

 

Harga barang pada Jepang terkesan mahal, padahal sebenarnya cukup. semua tergantung di lokasi kamu tinggal serta kawasan buat membelinya. saat ini masih ada toko di Jepang yang menjual produk seharga 100 yen atau 10 ribuan rupiah.

 

Selama engkau mampu menghindari Tokyo, Kyoto, atau tempat destinasi turis lain, harga barang mampu ditekan. namun, bila tinggal atau pelesir di pinggiran, harga masih mampu bersahabat.