Kesenian Ludruk yang selalu dirindukan

Ludruk ialah drama tradisional yang diperankan oleh suatu tim seniman dalam suatu panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat tiap hari. Pertunjukannya diselingi dengan pemain dagelan serta diiringi gamelan.

Jumlah pemain pertunjukan ludruk tidak terbatas bergantung dari kebutuhan cocok dengan jalur cerita yang dibawakan. Bisa dikatakan ludruk merupakan suatu pertunjukan teater yang menceritakan tentang kehidupan tiap hari serta diperankan oleh laki-laki yang memerankan kedudukan perempuan serta laki-laki.

Bagi Hendrik Suprianto ludruk selaku teater rakyat diawali tahun 1907, oleh santik dari Desa Ceweng, Kecamatan Goda, Kabupaten Jombang. Bermula dari kesenian ngamen yang berisi syair- syair serta tabuhan simpel, Santik bergaul dengan Pono serta Amir berkelana dari desa ke desa.

Pono menggunakan baju perempuan serta mukanya dirias coret-coretan supaya terlihat lucu. Dari sinilah pemirsa melahirkan kata Wong Lorek, akibat alterasi dalam bahasa arti kata Lorek berganti jadi kata Lerok.

Bagi james L. Peacock seseorang periset antropologi yang melaksanakan riset pada tahun 1962-1963 berkata kalau pertunjukan-pertunjukan yang diucap dengan ludruk bandan serta ludruk lerok sudah terdapat semenjak era Kerajaan Majapahit abad XIII di Jawa, tetapi saksi mata awal yang menonotn pertunjukan yang diucap ludruk itu baru ditemui secara tertulis pada tahun 1822.

Pertunjukan ludruk dalam tulisan tersebut dikisahkan serta diperankan oleh 2 orang ialah seseorang dagelan yang menceritakan tentang cerita-cerita lucu serta seseorang waria. Periode lerok berkembang produktif pada tahun 1920-1930, sehabis masa itu banyak bermunculan ludruk di wilayah Jawa Timur.

Sebutan ludruk sendiri banyak ditetapkan oleh warga yang memecah sebutan lerok. Nama lerok serta ludruk terus berdampingan semenjak kemunculan hingga tahun 1955, berikutnya warga serta seniman cenderung memilah ludruk.

Media pementasan Ludruk memakai media pentas proscenium frontal, dimana ruangan pentas dibagi jadi 2 ruang dibatasi oleh layar depan yang dibuka kala pertunjukan langsung.

Di sebelah kiri serta kanan layar ada bilik selaku penghalang pemikiran langsung ke dalam ruangan pentas yang tidak boleh nampak oleh pemirsa.

Dalam pertunjukan ludruk ada ngremo ialah tarian yang dicoba saat sebelum kegiatan diawali. Dicoba oleh penari yang memiliki keahlian yang luar biasa sebab menari sembari melagukan kidungan.